Minggu, 16 Oktober 2011

Makalah "Mengenal Stres Serta Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Anak"


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perkembangan anak memang tak pernah luput dari peran orang tua dalam keluarga. Perkembangannya akan baik jika orang tua benar-benar mengarahkannya sesuai dengan bakat yang tampak serta ketertarikan minat yang tampak pada anak. Karna tak jarang orang tua yang mengarahkan anaknya hanya berdasarkan keinginannya tanpa mempertimbangkan kecendrungan bakat anaknya. Sehingga kadang  anak merasa tertekan, stres dan akibatnya tak sedikit anak-anak yang melakukan hal-hal yang diluar dugaan. Seperti kasus-kasus bunuh diri yang saat ini tak hanya terjadi pada kalangan dewasa tetapi juga terjadi pada anak-anak dibawah umur, sungguh hal yang sangat mengerikan. Dari itu kita harus memiliki pengetahuan akan hal itu dan tentunya untuk lebih lanjut akan dibahas pada bagian pembahasan.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan diatas tentu akan timbul beberapa pertanyaan seperti :
Ø  Apa yang dimaksud dengan stres ?
Ø  Faktor apa saja yang dapat memicu timbulnya stres ?
Ø  Bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan anak ?
Ø  Hal apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya stres ?
Ø  Apa solusi yang terbaik untuk mengatasi dampak dari stres ?

1.3  Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah ini tak lain untuk memecahkan masalah yang terdapat pada rumusan masalah diatas, yaitu :
ü  Untuk mengetahui apa itu stres.
ü  Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memicu timbulnya stres.
ü  Untuk mengetahui pengaruh stres terhadap perkembangan anak.
ü  Untuk mengetahui hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya stres.
ü  Untuk mengetahui solusi yang terbaik untuk mengatasi dampak dari stress.

1.4  Kegunaan Makalah
Selain sebagai pengetahuan serta bekal untuk kehidupan, makalah ini disusun guna memenuhi tugas mandiri dalam rangka kesadaran atas kurangnya perhatian terhadap jam masuk  kuliah.























BAB II
PEMBAHASAN

Stres bisa dialami siapa saja. Dalam dunia yang semakin cepat berubah dengan tingginya tingkat persaingan, stres bisa menyerang siapa saja, tidak terkecuali anak-anak. Masa perkembangan anak yang diwarnai berbagai kegiatan untuk memuaskan keingintahuan mereka bisa terganggu karena stres. Kegiatan sehari-hari yang dilakukan anak-anak tidak lepas dari masalah yang kadangkala sulit mereka pahami dan mereka sikapi, sehingga membuat mereka terbebani dan stres. Jika tidak dikontrol dan diatasi dengan baik, hal ini bisa merenggut keindahan masa kecil anak, serta mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara fisik maupun mentalnya.
2.1 Pengetian Stres
Stres secara medis dapat diartikan sebagai sebuah stimulasi fisik dan psikologis yang menghasillkan reaksi yang bersifat mental dan fisiologis yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Sedangkan secara teknis, stres merupakan serangan yang merusak keseimbangan tubuh (homeostatis) yang dipicu oleh pengalaman yang tidak menyenangkan, baik yang nyata maupun tidak nyata.
2.2 Faktor Pemicu Stres
Secara umum, ada 2 faktor penyebab sres pada anak, yaitu faktor internal, seperti rasa lapar, rasa sakit, sensitif terhadap suara gaduh, ribut, keramaian orang dan perubahan suhu, serta  faktor eksternal yang meliputi faktor orang tua, keluarga, sekolah, teman atau lingkungan anak tersebut.
Faktor internal
Faktor ini berkaitan dengan kemampuan fisik dan kesiapan mental anak menghadapi hal-hal yang bisa membuatnya stress, sehingga anak perlu dibekali kesiapan menghadapi stres sejak masa kecilnya agar anak dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Dalam kondisi tertentu, rasa lapar dan rasa sakit seringkali memicu amarah si kecil, uring-uringan dan marah-marah. Dorongan rasa lapar atau rasa sakit yang sangat bisa membuatnya tidak mampu mengontrol emosi dan keinginan mengelurakan emosi negatifnya sangat tinggi. Tidak terpenuhinya keinginan akan makanan tertentu yang dia sukai atau rasa sakit yang tak kunjung hilang bisa membuatnya meledak-ledak karena daya tahannya menurun, sehingga stres dengan mudah menyerangnya. Perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu juga bisa membuat kita stres karena kita sulit menyesuaikan diri. Anak-anak pun demikian, sehingga hal ini berpengaruh terhadap semangat dan kemauannya. Banyak pula anak-anak yang mengalami stres di keramaian orang, dengan suasana keributan dan gaduh.
Faktor eksternal
  • Orang tua dan keluarga
Hubungan kedua orang tua yang tidak harmonis, konflik rumah tangga, pertengkaran, perceraian dan perubahan komposisi dalam keluarga bisa membuat anak-anak stres. Selain itu, adanya tuntutan orang tua terhadap anak untuk selalu menjadi yang terbaik atau berprestasi akademik bagus bisa membuatnya tertekan. Serta  sikap orang tua yang suka melakukan labelling (seperti anak bodoh, anak nakal,dll.) atau membanding-bandingkan antaranggota keluarga.
·         Sekolah
Tugas sekolah atau pekerjaan rumah (PR) yang bertubi-tubi dan bertumpuk, bisa membuat anak kewalahan, lelah dan stres. Di samping itu, suasana
belajar yang tidak nyaman dan metode pembelajaran yang kurang efektif (kurang menyentuh aspek emosional/afektifnya) bisa membuat anak sulit mengikuti dan menyesuaikan kemampuannya, sehingga lama-lama anak menjadi malas, jenuh dan stres menghadapi pelajaran di sekolah.
·         Lingkungan
Pertengkaran yang berlanjut menjadi sebuah permusuhan hingga terjadi kekerasan sesama teman (bulliying) bisa membuatnya takut bermain di luar rumah dan enggan berteman. Tayangan atau tontonan yang tidak mendidik, menonjolkan kekerasan juga merupakan faktor yang perlu. Selain itu, kehilangan sesuatu yang berharga pun misalnya mainan atau hewan kesayangan, serta
kehidupan sehari-hari yang cepat berubah dan tidak teratur (dengan baik) bisa menyebabkan stres.
2.3 Pengaruh Stres Terhadap Perkembangan Anak
Sebelum  mengetahui pengaruh stress terhadap perkembangan anak, kita harus tahu dulu gejala-gejalanya. Gejala stres pada anak, umumnya merupakan gejala fisik, emosi, kognitif dan tingkah laku.
  • Gejala fisik umumnya ditandai dengan anak sering mengompol (padahal di usianya itu, ia sudah tidak sering ngompol lagi), sulit tidur, nafsu makan terus menurun, sakit perut, sakit kepala, gagap dan sering mimpi buruk.
  • Gejala emosi yang paling sering terlihat ialah anak merasa bosan (bahkan dengan hal-hal yang selama ini cukup dia sukai), kemauan dan keingintahuannya melemah, tidak partisipatif dalam kegiatan di rumah atau sekolah, sering marah-marah dan menangis, sering berbohong, bersikap kasar terhadap teman atau anggota keluarga yang lebih kecil, suka melanggar dan memberontak terhadap aturan-aturan, serta sering bereaksi secara berlebihan terhadap masalah-masalah kecil.
  • Gejala kognitif biasanya ditunjukkan dengan malas, tidak mampu berkonsentrasi dan sulit menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas sekolah, suka melamun dan menyendiri dalam waktu yang lama.
  • Gejala tingkah laku merupakan gejala yang lebih sering dikenali perubahannya dalam diri anak. Biasanya, anak menunjukkan rasa tidak senang dan memusuhi, menunjukkan ketidakmampuan mengontrol emosi, keras kepala, suka membantah dengan sikap dan kata-kata kasar, temperamen yang berubah-ubah dan perubahan dalam pola tidur, serta munculnya kebiasaan-kebiasaan baru seperti mengisap jempol, memutar-mutar rambutnya, atau mencubit-cubit hidung
Adapun pengaruh stress terhadap perkembangan anak adalah anak akan terganggu perkembangannya baik perkembangan afektif, kognitif maupun psikomotoriknya. Potensi kecerdasan dan kreativitas anak akan terhambat karena situasi dan kondisi yang dirasa menekannya membuatnya tidak nyaman. Padahal, kecerdasan kreatif anak merupakan aset berharga dalam menghadapi kehidupannya kelak. Dalam kondisi stres dan tertekan, otak anak tidak akan bekerja maksimal dan hanya merekam kejadian, pikiran dan perasaan negatif. Dorongan perasaan dan pikiran negatif dalam diri anak akan menyerang sistem kekebalan tubuhnya, sehingga kondisi anak menjadi lemah dan gampang sakit. Hal ini tentu sangat mengganggu proses optimasi perkembangan anak, terutama anak-anak usia balita, serta anak-anak yang memasuki fase akhir 7 tahun pertamanya menuju fase awal 7 tahun keduanya
2.4 Hal yang Perlu Dilakukan Untuk Mencegah Stres
Orang tua yang mempunyai peranan penting dalam hal ini harus bisa membimbing dan mengarahkan anaknya sejak  dini. Terutama pendidikan agama harus ditanamkan dengan kuat karna itu merupakan dasar serta bekal kehidupan agar ia mampu bertahan dalam menghadapi berbagai kasus-kasus kehidupan. Jangan terlalu memaksakan kehendak terhadap anak, berikan motivasi pada setiap hal yang diinginkannya, berikan nasehat serta petunjuk apabila ia ingin melakukan hal yang tidak boleh dilakukan. Tunjukkan dan masukkan anak ke dalam lingkungan yang sesuai dengan perkembangannya yang bisa memberikan efek positif terhadap prilaku, sifat serta kehidupan masa depannya. Awasi setiap tayangan yang ia tonton di televisi agar ia tidak terpengaruh oleh tayangan-tayangan yang bersifat tidak mendidik. Dan hindari hal-hal yang dapat menyebabkan stres yang telah disebutkan di atas.
2.5 Solusi Untuk Mengatasi Dampak dari Stres
Apabila terlihat pada anak gejala-gejala yang menunjukkan keadaanya stress, maka sebagai orang tua atau orang yang terdekat harus melakukan pendekatan-pendekatan yang bisa memancing ia bersikap terbuka serta mengemukakan apa yang menyebabkan ia tertekan. Berikan nasehat-nasehat serta jalan yang terbaik jika seandainya apa yang inginkan tak bisa terlaksana. Berikan motivasi serta penghargaan pada setiap apa yang ia ingin lakukan agar bisa mengembalikan rasa percaya diri dan sikap pantang menyerah. Tanamkan sikap masa bodoh terhadap respon negatif yang datang dari lingkungannya serta sikap terbuka dan mampu menerima terhadap masukan saran serta kritik demi perbaikan dan kemajuan kehidupannya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Stres merupakan sekumpulan perasaan negatif yang dapat menimbulkan tekanan yang mengakibatkan gangguan mental yang berdampak pada kesehatan serta prilakunya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor yang bersifat internal maupun eksternal. Dari itu mengenai gejalanya harus kita ketahui sejak dini agar kita mampu segera bertindak dalam mengatasinya. Tapi sebagaimana pernyataan “ MENCEGAH LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATI”, maka kita harus sejak dini melakukan hal-hal yang dapat mencegah timbulnya stres.
3.2 Kritik dan Saran
 Sebagai manusia biasa, penulis menyadari akan kekurangan serta kesalahan dalam penulisan makalah ini baik dari segi tata bahasa, maupun materi yang disampaikan. Dari itu penulis mohon maaf dan dengan kelapangan hati penulis mohon saran serta kritik dari para pembaca.
Semoga dengan adanya makalah ini baik penulis maupun pembaca dapat mengambil manfaat serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan. Dan semoga Allah senantiasa menunjukkan, merahmati dan meridhai setiap gerak langkah kita. Aamiin.






DAFTAR PUSTAKA

http://www.dinamikapsikologi.co.cc/2009/08/peran-keluarga-dalam-perkembangan-anak.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar