Kamis, 15 Desember 2011

Air dan Tanah Alat Untuk Bersuci


AIR DAN TANAH ALAT UNTUK BERSUCI
A.    Penjelasan Sebab Air Dijadikan Sebagai Alat Untuk Bersuci
Dalam Islam ada beberapa ibadah yang disyaratkan padanya bersuci untuk menunaikannya, hal itu karena kehormatan ibadah tersebut sehingga tidak boleh dilakukan kecuali dalam keadaan bersuci. Sama dengan pekerjaan yang lain di mana untuk bisa melaksanakannya memerlukan sarana dan alat maka bersuci juga demikian, ia memerlukan sarana di mana salah satunya adalah air. Air sebagai alat bersuci telah dicantumkan oleh Allah dalam firmanNya,
1.      وينزل عليكم من السماء ماء ليطهركم به .
“Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu.” (Al-Anfal: 11).
2.      وأنزلنا من السماء ماء طهورا .
“Dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih.” (Al-Furqan: 48).
Dan didukung oleh sabda Nabi saw dalam doa iftitah, “Ya Allah sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air dan embun.” (HR. Jamaah kecuali at-Tirmidzi).
Ayat dan hadits di atas di samping menetapkan bahwa air adalah untuk bersuci, ia sekaligus menunjukkan bahwa tidak semua air bisa dipakai untuk bersuci. Dari sini maka mengetahui air bagi seorang muslim adalah perkara penting karena sebagian ibadahnya kembali kepada perkara air.
Air terbagi menjadi dua: air murni dan air tercampur.
Yang pertama lazim disebut air mutlak yaitu air yang masih dalam wujud ciptaannya, ia disebut mutlak karena bebas dari embel-embel. Jadi kalau kata air diucapkan maka pemahaman langsung tertuju kepadanya bukan kepada yang lain. Yang termasuk ke dalam air ini misalnya air hujan, air tanah, mata air, sungai, laut dan lain-lain. Hukum air ini adalah suci dan mensucikan. Fungsinya multi, untuk ibadah, menghilangkan najis, kebutuhan sehari-hari dan lain-lain.       
Yang kedua adalah air yang tercampur, maka kita melihat apa yang tercampur dengan air tersebut. Jika ia suci maka air tetap suci misalnya air yang dicampur dengan bubuk kopi, ia tetap suci karena kopi suci, hanya saja ia tidak dipakai untuk beribadah karena ia tidak mengangkat hadas. Jika yang bercampur dengan air itu adalah sesuatu yang najis, kencing Bani Adam misalnya, maka dilihat jika airnya berubah: warna atau rasa atau aromanya maka ia najis tanpa dibedakan antara air sedikit dan air yang banyak. Jika ia tidak berubah maka jika airnya banyak maka ia tidak najis, ia tetap suci dan mensucikan. Dan jika ia sedikit maka ia berubah menjadi air najis yang tidak boleh dipakai bersuci menurut pendapat kebanyakan ulama.
Faidah:
Kebanyakan fuqaha memakai batasan dua qulla untuk membedakan antara air sedikit dengan air banyak, kurang dari dua qulla adalah sedikit, dua qulla ke atas adalah banyak.
Dua qulla sendiri adalah 227 Kg (Ithaful Kiram, Syaikh al-Mubarakfuri).
Beberapa masalah tentang air.
1. Air mujammar. Yaitu air yang dijemur atau dipanaskan di bawah terik matahari atau direbus. Air ini tidak berubah hukumnya, ia tetap suci dan mensucikan, alasannya tidak ada dalil yang shahih yang melarang pemakaian air ini. Adapun hadits bahwa Nabi saw melarang Aisyah memakai air musyammas (air dijemur) karena ia memicu penyakit sopak maka sebagaimana kata Imam an-Nawawi tidak shahih menurut kesepakatan ahli hadits.
2. Air musta’mal atau air bekas atau air second. Ada orang yang memahami air musta’mal secara keliru, dia memahami bahwa air musta’mal adalah air yang tersisa di bak atau ember setelah ia dipakai untuk bersuci. Ini keliru. Yang benar air musta’mal –sesuai dengan namanya- yaitu air yang telah dipakai untuk mengangkat hadas. Jika Anda berwudhu lalu Anda membasuh tangan maka air yang jatuh dari tangan Anda itu yang disebut dengan air musta’mal. Air ini tetap suci dan mensucikan meskipun ia telah dipakai untuk mengangkat hadas karena dipakainya air untuk mengangkat hadas tidak mengeluarkan air tersebut dari tabiat aslinya.
3. Air yang berubah karena pengaruh tempat seperti ia berubah hijau karena tempatnya berlumut atau berubah coklat karena daun-daun kering jatuh ke dalamnya atau karena ia melewati saluran tanah sehingga sebagian dari tanah tersebut terbawa oleh air, air ini tetap suci dan mensucikan.
4. Air kemasan, air dengan aroma kaporit, air matang merupakan air suci mensucikan, alasannya ia tidak berubah dengan perubahan yang mengeluarkannya dari nama air mutlak
Dimensi dan struktur geometri sebuah molekul air.Model ruang-terisi menggambarkan struktur molekul air.
Informasi dan sifat-sifat
air
Nama alternatif
aqua, dihidrogen monoksida,
Hidrogen hidroksida
H2O
18.0153 g/mol
0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C)
0.92 g/cm³ (padatan)
0 °C (273.15 K) (32 °F)
100 °C (373.15 K) (212 °F)
4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C)
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fasa berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
Berdasarkan keterangan di atas, air bisa dijadikan alat bersuci, alat menghilangkan hadast, najis. Karena selain berdasar atas firman Allah swt dan sabda Rasulullah saw air bersifat polar sehingga dapat melarutkan berbagai jenis zat kimia, termasuk kotoran, hadast kecil dan hadast besar, juga najis yang tergolong mukhofafah dan mutawasithah. Sehingga ketika kita bersuci seperti wudlu yang menghilangkan hadats kecil, setiap air yang di alirkan ke anggota tubuh, ia mengikat kotoran yang menempel pada tubuh kita yang menyebabkan anggota tubuh kita menjadi suci kembali.


B.     Penjelasan Sesab Debu/Tanah Bisa Dijadikan Sebagai Alat untuk Bersuci
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.

Karakteristik

Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi[1].
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui mengapa tanah bias dijadikan alat bersuci. Ini diketahui dari tekstur tanah serta komponen tanah itu sendiri, dalam tanah terdapat 3 fasa, fasa padatan, fasa cair dan fasa gas. Dengan adanya fasa padatan tersebut, berbagai jenis kotoran yang terkecil sekalipun termasuk kuman dapat terbersihkan oleh tanah tanpa ada yang tersisa. Tanah tersebut akan mengikat kotoran tersebut dan membuangnya dari tubuh. Tanah bisa dijadikan sebagai pengganti wudlu dalam tayamum karena dalam tanah juga terkandung air walau hanya sedikit, sehingga dengan adanya fasa padat dan kandungan air yang sedikit itu, tanah dapat membersihkan kotoran yang melekat pada tubuh kita sehingga kita dapat kembali suci.
Adapun penjelasan yang lebih jelasnya ada pada peran tanah dan air dalam membersihkan najis mugholazhoh.
C.    Penjelasan Peran Tanah dan Air Dalam Membersihkan Najis Mugholazhoh
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda, “Sucinya wadah seseorang saat dijilat anjing adalah dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya dengan menggunakan tanah.”
Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda, ‘Apabila anjing menjilat wadah seseorang, maka keriklah (bekasnya) lalu basuhlah wadah itu tujuh kali,”
(HR Muslim).
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang memegang anjing, maka pahala amal (ibadah)nya setiap hari akan berkurang satu qirath (1 inchi/2,5 cm), kecuali anjing penjaga atau anjing peliharaan,” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Hadis yang disabdakan oleh Rasulullah Saw di atas menunjuk pada dua hal:         
1. Keharusan mengerik wadah yang dijilat aniing.    
2. Menyucikan wadah bekas jilatan anjing dengan cara membasuhinya tujuh kali, salah satunya dengan menggunakan tanah.
Penemuan Ilmiah
Pentemuan ilmiah berkaitan dengan hadis yang pertama adalah kesimpulan para dokter yang menetapkan bahwa dalam proses membasuh wadah bekas jilatan arijing harus disertai dengan tanah. Mereka menjelaskan alasannya secara detail sebagal berikut:
1. Dalam sebuah forum tentang kesehatan umum para dokter mengemukakan rahasia kenapa harus tanah tidak bahan lainnya. Dalam forum tersebut, dijelaskan sebagai berikut:
“Hikmah tujuh kali basuhan yang salah satunya dengan tanah dalam menghilangkan najis jilatan anjing adalah bahwa virus anjing itu sangat lembut dan kecil. Sebagaimana diketahui, semakin kecil ukuran mikroba, ia akan semakin efektif untuk menempel dan melekat pada dinding sebuah wadah. Air liur anjing yang mengandung virus berbentuk pita cair. Dalam hal ini, tanah berperan sebagai penyerap mikroba berikut virus-virusnya yang menempel dengan lembut pada wadah.”
2. Secara ilmiah, tanah mengandung dua materi yang dapat membunuh kuman-kuman. Menurut para dokter, ilmu Kedokteran modern telah menetapkan bahwa tanah mengandung dua materi: tetracycline dan tetarolite. Dua unsur ini digunakan untuk proses pembasmian (sterilisasi) beberapa kuman.
3. Beberapa dokter peneliti dahulu memperkirakan bahwa tanah kuburan mengandung kuman-kuman tertentu yang berasal dan bangkai-bangkai mayat yang dikubur. Namun sekarang, eksperimen-eksperimen dan beberapa hipotesa menjelaskan bahwa tanah merupakan unsur yang efektif dalam membunuh kuman. Demikianlah yang dilansir oleh himpunan dokter ahli. Mereka berpendapat sebagai berikut:
“Pada masa modern sekarang ini, para ilmuwan telah melakukan analisis terhadap tanah kuburan untuk mengetahui kuman-kuman yang terkandung di dalamnya. Mereka berkeyakinan dapat menemukan kuman-kuman yang membahayakan dalam jumlah yang banyak. Asumsi ini berdasarkan sebuah fakta bahwa banyak manusia yang matinya karena penyakit yang ditularkan melalui kuman.”
Namun setelah diadakan penelitian, ternyata mereka tidak menemukan bekas apa pun dari kuman penyakit tersebut di dalam tanah. Akhirnya, mereka menarik sebuah kesimpulan bahwa tanah memiliki keunggulan dalam membunuh kuman yang membahayakan. Jika tidak, tentu kuman akan banyak dan menyebar ke mana-mana. Padahal jauh sebelum mereka menemukan kesimpulan tersebut, Nabi Saw telah mengukuhkan hal itu dalam hadis-hadisnya, seperti yang tercantum di atas.
4. Menurut Muhammad Kamil Abd Al-Shamad, mukjizat ilmiah dengan jelas sangat mendukung pengguraian tanah pada salah satu dari tujuh kali basuhan dalam menghilangkan najis jilatan anjing. Ia melansir bahwa tanah mengandung unsur yang cukup kuat menghilangkan bibit-bibit penyakit dan kuman-kuman. Hal ini berdasarkan bahwa molekul-molekul yang terkandung di dalam tanah menyatu dengan kuman-kuman tersebut, sehingga mempermudah dalam proses sterilisasi kuman secara keseluruhan. Ini sebagaimana tanah juga mengandung materi-materi yang dapat mensterilkan bibit-bibit kuman tersebut.
5. Dalam pembahasannya, para dokter mengemukakan alasan penggunaan tanah dalam menghilangkan najis ini, dan mengapa membasuh dengan air saja tidak cukup untuk menghilangkannya. Menurut mereka, kenapa harus dibasuh dengan tanah? Alasannya, karena virus penyebab penyakit akan mencapai puncaknya dalam ukuran kecil. Semakin kecil bentuknya, maka virus itu akan semakin berbahaya, sebab potensi untuk menempel dan melekat pada dinding wadah semakin bertambah.
Membasuh dengan menggunakan tanah lebih kuat dalam proses sterilisasi dibanding membasuh dengan air. Karena, kekuatan tanah dalam menghentikan reaksi air liur anjing dan virus-virus yang terkandung di dalamnya, lebih besar dibandingkan dengan mengguyurkan air atau menggunakan tangan saat membersihkan dinding wadah bekas jilatan anjing. Hal itu dikarenakan ada perbedaan dalam daya tekan pada wilayah antara cairan (air liur anjing) dan tanah. Hal tersebut secara Fisika dapat diumpamakan seperti memasukkan kapur tulis pada bagian tinta.
Penemuan Ilmiah pada Hadis Kedua dan Hadis Ketiga
Hadis kedua dan ketiga mengisyaratkan perintah untuk mengerik wadab bekas jilatan anjing dan haram mendidik anjing untuk kepentingan yang tidak mendesak. Ilmu pengetahuan telah berhasil menemukan beberapa kesimpulan yang mencengangkan berkaitan dengan kenajisan anjing berikut ini: dr. Al-Isma’lawi Al-Muhajir mengatakan bahwa penemuan baru dalam kedokteran menguatkan apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw. Ketika itu, para dokter mengingatkan untuk berhati-hati saat menyentuh anjing dan mencandainya. Begitu pula untuk waspada jika terkena cairan-cairan yang keluar darinya berupa air liur yang dapat mengakibatkan buta. Para dokter spesialis hewan mengungkapkan bahwa mendidik anjing dan berinteraksi dengan cairan-cairan yang keluar darinya berupa kotoran, air kencing, dan lain sebagainya, dapat menularkan sebuah virus yang disebut “tocks characins”. Virus ini dapat mengakibatkan kaburnya penglihatan dan kebutaan pada manusia.
Setelah melakukan pemerikasaan terhadap 60 ekor anjing, dr. Ian Royt, seorang dokter spesialis hewan di London, Inggris menyimpulkan bahwa seperempat binatang tersebut membawa telur-telur ulat di cairan-cairan yang keluar darinya. Ia menemukan 180 sel telur ulat dalam satu gram bulunya. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan yang ditemukan di lapisan unsur tanah.
Seperempat lainnya membawa 71 sel telur yang mengandung jentik-jentik kuman yang tumbuh berkembang. Tiga di antaranya dapat matang cukup dengan menempelkannya pada kulit.
Laporan para ahli yang dipublikasikan oleh surat kabar di Inggris Daily Mirror menyatakan bahwa sel-sel telur dan ulat ini sangat lengket dengan panjang mencapai 1 milimeter. Ia akan berpindah dengan mudah saat bersentuhan dengan anjing atau mencandainya. Ia akan terus tumbuh berkembang dengan pesat pada bagian yang terletak di belakang mata. Sebagai langkah antisipasi, para dokter menganjurkan untuk membasuh kedua tangan dengan baik, sebelum makan dan setelah bermain dengan anjing. Ini terutama ketika data statistik di Amerilka Serikat menyebutkan bahwa terdapat 10 ribu orang yang terkena virus ulat tersebut. Kebanyakan adalah anak-anak.
Lebih dari 1400 tahun yang lalu Nabi Saw telah menyarankan untuk tidak bersentuhan dengan anjing dan air Iiurnya. Karena pada setiap harinya, anjing sering menjilati tubuhnya. Inilah yang memindahkan kuman-kuman pada kulit, mulut, dan air liurnya. Dengan begitu, anjing berbahaya terhadap kesehatan.
Menurut dr, Abd Al-Hamid Mahmud Thahmaz, secara ilmiah, anjing dapat menularkan berbagai macam penyakit yang membahayakan. Karena, ada ulat-ulat yang tumbuh berkembang biak di dalam ususnya. Ulat itu mengeluarkan telur-telur bersamaan dengan keluarnya kotoran anjing. Ketika anjing menjilati pantatnya, maka telur-telur ulat tersebut akan berpindah padanya.
Kemudian dari jilatan anjing inilah, telur-telur ulat itu akan berpindah pada wadah, piring, dan tangan para pemiliknya. Di antaranya ada yang masuk ke dalam perut, lalu menuju ke pencernaan. Kemudian kulit telur-telur ulat itu terkelupas dan keluarlah anak-anak ulat yang langsung bercampur baur dengan darah dan lendir.
Melalui darah dan lendir tersebut, ulat-ulat penyakit ini merambah pada semua bagian organ tubuh, terutama hati yang merupakan target utama dari organ-organ yang ada di dalam tubuh. Kemudian ulat-ulat itu berkembang di anggota tubuh yang dimasukinya. Ia membentuk sebuah kantong yang penuh berisi dengan embrio anak-anaknya dan cairan bersih, seperti sumber air (mata air). Kantong itu terkadang membesar, sehingga bentuknya menjadi kepala embrio.
Penyakit ini dinamakan penyakit kantong cairan. Indikasinya muncul sesuai dengan anggota tubuh yang ditempatinya. Indikasi paling berbahaya menyerang otak dan otot jantung. Untuk menyembuhkan penyakit ini tidak ada obatnya kecuali dengan operasi.
Para dokter menguatkan bahaya ulat ini dan racun air liur yang disebabkan oleh anjing. Para dokter melaporkan bahwa penyakit ini biasanya berpindah pada manusia atau hewan melalui air liur pembawa virus yang masuk pada bekas jilatannya atau pada luka yang terkena air liurnya.
Sekelompok dokter menjelaskan bahwa ketika ulat-ulat ini sampai pada tubuh manusia, maka ia akan bersemayam di bagian organ tubuh manusia melalui air liur anjing. Para dokter mengatakan bahwa paru-paru dapat terkena ulat Echinococcosis.
Ulat yang bersemayam di paru-paru, yang bertempat di hati dan beberapa organ tubuh bagian dalam Iainnya, mengakibatkan terbentuknya kantong yang penuh dengan cairan. Dari luar, kantong ini diliputi oleh dua lapisan dengan ukuran kantong sebesar bentuk kepala embrio. Penyakit tersebut berkembang dengan lambat. Ulat Echinococcosis dapat tumbuh berkembang di dalam kantong itu selama bertahun-tahun. Dengan demikian, penyakit menular itu dapat berpindah dari anjing kepada manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar