BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dinamika
kehidupan pengaruhnya memang tak luput dari karir/jabatan kita dalam kehidupan.
Keberhasilan suatu karir/jabatan menentukan kesuksesan dalam kehidupan.
Tentunya suatu karir/jabatan tidak akan berhasil tanpa adanya proesionalitas
kerja dan profesionalitas kerja tidak akan tercapai jika hanya mengandalkan
potensi diri saja. Dari itu diperlukan sekali adanya bimbingan karir/jabatan
dalam proses perjalanan hidup seseorang guna mencapai keberhasilan dalam
berkarir ditandai dengan sejahteranya kehidupan. Bimbingan karir/jabatan ini
secara tidak langsung telah kita dapatkan sejak kecil, terutama dari orang tua ditambah setelah mulai memasuki
dunia sekolah, baik PAUD, TK, dan SD. Disana kita mulai pembimbingan karir,
dimulai dengan penyadaran sederhana akan pekerjaan-pekerjaan yang ada di
lingkungan, berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya ditinjau
bakat serta minatnya untuk kemudian diarahkan karir/jabatan seperti apa yang
kira-kira cocok untuk kehidupannya mendatang. Oleh karena pentingnya bimbingan
karir/jabatan ini, maka dari itu kita harus mempelajari apa yang dimaksud
dengan karir/jabatan terlebih dahulu, apa tujuannya dan sebagainya yang akan
dibahas pada makalah ini di bagian bab pembahasan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan latar belakang
diatas , ada beberapa permasalahan yang bisa dirumuskan, diantaranya:
§ Apa
yang dimksud dengan karir/jabatan ?
§ Apa
yang menjadi tujuan adanya bimbingan karir/jabatan ?
§ Bagaimana
materi dari bimbingan karir/jabatan ?
§ Seperti
apa program bimbingan karir yang dilaksanakan di Sekolah Dasar ?
C. Tujuan Makalah
Tujuan makalah tentunya
adalah menjelaskan dari setiap pertanyaan dari rumusan masalah, yakni:
ü Menjelaskan
pengertian dari bimbingan karir/jabatan.
ü Memaparkan
tujuan dari adanya bimbingan karir/jabatan.
ü Menjelaskan
materi-materi yang diperlukan dalam proses bimbingan karir/jabatan.
ü Memberikan
contoh program bimbingan karir/jabatan yang dilaksanakan di Sekolah Dasar.
D. Kegunaan Makalah
Selain
sebagai pemenuhan tugas, juga sebagai sarana melatih keterampilan dalam
pembuatan karya ilmiah yang dirasa masih sangat kurang, serta penambah ilmu
pengetahuan guna persiapan bekal kehidupan selanjtnya.
BAB II
PEMBAHASAN
BIMBINGAN KARIR DAN JABATAN
A.
Pengertian Karir dan Jabatan
Bimbingan
karir atau jabatan (vocational guidance) merupakan salah satu jenis
bimbingan yang berusaha membantu siswa dalam memecahkan masalah karir untuk
memperoleh pentesuaian diri yang sebaik-baiknya, baik pada waktu itu maupun
masa yang akan datang.
Bimbingan
karir bukan hanya memberikan bimbingan jabatan, tetapi mempunyai arti yang
lebih luas, yaitu memberikan bimbingan agar siswa dapat memasuki kehidupan, dan mempersiapkan
diri dari kehidupan sekolah menuju dunia kerja.
Disamping
itu, bimbingan jabatan memiliki kisaran usaha bimbingan kepada peserta didik
dalam jasa pertimbangan untuk bekerja atau tidak, dan jika tidak perlu segera
bekerja, baik parttime atau fulltime, memiliki lapangan kerja yang cocok dengan
ciri-ciri pribadi, menentukan lapangan pekerjaan dan memasukinya serta
mengadakan penyesuaian kerja secara baik. (Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, t.t :
110)
Berdasarkan
uraian diatas, jelaslah bahwa bimbingan karir dan konseling adalah pelayanan
bantuan untuk siswa baik secara perseorangan maupun kelompok agar ia mampu
mandiri dan berkembang secara optimal, dalam pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kemampuan belajar, pengembangan karir, melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung,
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Donald
D. Super (1975), seperti yang dikutip oleh Yeni Karneli, mengartikan bimbingan
karir sebagai suatu proses membantu pribadi untuk mengembangkan penerimaan
kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja. Menurut batasan
ini ada dua hal penting. Pertama, proses membantu individu untuk memahami dan
menerima diri sendiri, dan kedua memahami dan menyesuaikan diri dalam dunia
kerja. Oleh sebab itu, hal penting dlam bimbingan karir adalah pemahaman dan
penyesuaian diri, baik terhadap dirinya maupun terhadap dunia kerja.
Berdasarkan
uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa bimbingan karir merupakan suatu proses
bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan
agar ia mampu merencanakan karirnya dengan mantap, sesuai dengan bakat, minat
dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian, serta faktor-faktor yang mendukung
kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan diri tersebut,
misalnya informasi karir yang diperoleh siswa dan status sosial ekonomi orang
tua.
Dewa
ketut Sukardi (1984:112) mengemukakan, pada dasarnya informasi karir terdiri
dari fakta-fakta mengenai pekerjaan, jabatan atau karir , dan bertujuan
membantu individu memperoleh pandangan, pengertian, dan pamahaman tentang dunia
kerja dan aspek-aspek dunia kerja. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa infomasi
karir atau jabatan meliputi fakta-fakta yang relevan dengan butir-butir berikut:
1.
Potensi pekerjaan termasuk luasnya,
komposisinya, faktor-faktor geografis, jenis kelamin, tingkat usia dan besarnya
kelompok industri.
2.
Struktur kerja dan besarnya
kelompok-kelompok kerja.
3.
Ruang lingkup dunia kerja, meliputi
pemahaman lapangan kerja, perubahan populasi permintaan dari masyarakat umum
yang membaik, dan perubahan teknologi.
4.
Perundang-undangan peraturan atau
perjanjian kerja.
5.
Sumber-sumber informasi dalam rangka
mengadakan studi yang berkaitan dengan pekerjaan.
6.
Klasifikasi pekerjan dan informasi
pekerjaan.
7.
Pentingnya dan kritisnya pekerjaan.
8.
Tugas-tugas nyata dati pekerjaan dan
hakikat dari pekerjaan.
9.
Kualifikasi yang memaksa untuk bekerja
dalam bermacam-macam pekerjaan.
10. Pemenuhan
kebutuhan untuk bernacam-macam pekerjaan.
11. Metode
dalam memasuki pekerjaan dan meningkatkan prestasi kerja.
12. Pendapat
dan bentuk-bentuk imbalan dari bermacan-macam pekerjaan.
13. Kondisi-kondisi
kerja dalam berjenis-jenis pekerjaan.
14. Kriteria
untuk penilaian terhadap materi informasi pekerjaan
15. Ciri-ciri
khas tempat kerja.
Karena itu, bimbingan karir dan
konseling bagi siswa, meliputi kemampuan menentukan pilihan jenis karir,
menerapkan nilai-nilai hubungan industrial dalam lingkup dunia kerja atau
ketenagakerjaan.
B.
Tujuan Bimbingan Karir/Jabatan
Secara
umum, tujuan bimbingan karir dan konseling adalah sebagai berikut:
1.
Memiliki pemahaman diri (kemampuan,
minat, dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
2.
Memiliki pengetahuan mengenai dunia
kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi kerja.
3.
Memiliki sikap positif terhadap
dunia kerja. Dalam arti mau bekerja
dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah dirii, asalkan bermakna bagi
dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
4.
Memahami relevansi kompetensi belajar
(kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan
bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
5.
Memiliki kemampuan untuk membentuk
identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan
(persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek
kerja, dan kesejahteraan kerja.
6.
Memiliki kemampuan merencanakan masa
depan, yaitu merancang kehidupan scara rasional untuk memperoleh peran-peran
yang sesuai dengan minat, kemampuan dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
7.
Mengenal keterampilan, minat, dan bakat.
Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh minat dan
bakat
C.
Materi
Bimbingan Karir/ Jabatan
Karir/jabatan dalam kehidupan manusia saat ini sangat begitu penting
dimana dengan itu keberadaan kita akan diakui dan bisa sangat dihargai. Namun
penghargaan manusia tidak lepas dari pandangan mengenai profesionalitas dalam menjalankan
karir/jabatan., untuk mewujudkan hal itu layanan bimbingan dan konseling
merupakan kegiatan yang terencana berdasarkan pengukuran kebutuhan(need
assessment) yang diwujudkan dalam bentuk program bimbingan dan konseling.
Bimbingan karir/jabatan adalah suatu proses bantuan, layanan dan
pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan
dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencanakan
masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan
mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat
sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan
tuntutan pekerjaan / karir yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11).
Di sekolah program bimbingan dan konseling dapat disusun secara makro
untuk tiga tahun, meso satu tahun, dan mikro sebagai kegiatan operasional dan
memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan khusus. Program ini dapat menjadi landasan
yang jelas terukur oleh layanan professional yang oleh konselor sekolah diberikan.
Pengawas harus mengetahui dan memahami bagaimana struktur dan lingkup program
sebagai bahan pembinaan dan pengawasan terhadap kinerja konselor dan pelayanan pendidikan psikologis yang
diterima oleh peserta didik untuk mendukung pencapaian perkembangan yang
optimal serta mutu proses dan hasil pendidikan. Program bimbingan dan konseling
disuususn berdasarkan struktur program bimbingan dan konseling perkembangan
sebagai berikut :
1. Program
bimbingan karir dan konseling mencakup informasi tentang dunia kerja, hubungan
industrial, dan layanan perkembangan belajar.
2. Substansi
informasi dunia kerja, meliputi antara lain lapangan kerja, jenis dan
persyaratan jabatan, prospek dunia kerja, budaya kerja.
3. Substansi
hubungan industrial, meliputi hubungan kerja, sarana hubungan industrial, dan
masalah khusus ketenagakerjaan.
4. Substansi
layanan perkembangan belajar, meliputi, antara lain, kesulitan belajar, minat,
dan bakat, masalah sosial, dan masalah pribadi.
Tahap-tahap
perkembangan karir dibagi menjadi tiga tahap pokok (Martin Handoko) :
1. Tahap
fantasi : 0 – 11 tahun (masa
sekolah dasar).
2. Tahaptentatif : 12 – 18 tahun (masa sekolah menengah).
3. Tahap
realistis : 19 – 25 tahun (masa
perguruan tinggi).
Pada tahap fantasi anak-anak sering menyebutkan cita-cita mereka kelak
kalau sudah besar. Mereka juga senang bermain peran sesuai dengan peran-peran
yang mereka lihat di lingkungan mereka. Jabatan atau pekerjan yang mereka
inginkan atau perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pekerjaan atau jabatan yang mereka
sebutkan masih jauh dari pertimbangan rasional maupun moral. Mereka hanya asal
menyebutkan. Dalam hal ini, orang tua dan pendidik tidak perlu cemas ataupun
gelisah jika suatu saat anak menyebutkan pekerjaan yang jauh dari harapan. Dalam tahap ini, anak belum mampu
memilih jenis pekerjaan/jabatan yang objektif
karena mereka belum mengetahui bakat, minat dan potensi mereka yang
sebenarnya.
Tahap tentatif dibagi menjadi empat subtahap, yakni: 1) minat (interest),
2) kapasitas (capacity), 3) nilai (values), dan 4) transisi (transition). Pada
tahap ini, anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki minat dan kemampuan yang
berbeda satu sama lain. Mereka mulai sadar bahwa kemempuan mereka berbeda satu
sama lain. Ada yang lebih mampu dalam bidang matematika, ada yang mahir dalam
bidang bahasa, atau ada pula yang mahir dalam bidang olahraga.
Pada subtahap minat (11 – 12 tahun), anak cenderung melakukan
pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan minat dan
kesukaan mereka saja; sedangkan pada subtahap kapasitas/kemampuan (13 -14
tahun), anak mulai melakukan pekerjaan/kegiatan didasarkan pada kemampuan
masing-masing, disamping minat dan kesukaannya. Selanjutnya pada subtahap nilai
(15 – 16 tahun), anak sudah bisa membedakan mana kegiatan/pekerjaan yang
dihargai oleh masyarakat, dan mana yang kurang dihargai; sedangkan pada
subtahap transisi (17 – 18 tahun), anak sudah mampu memikirkan atau
“merencanakan” karir mereka berdasarkan minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang
ingin diperjuangkan.
Pada usia perguruan tinggi (18 tahun keatas), mereka memasuki tahap
realistis. Mereka sudah mengenal secara baik minat-minat, kemampuan, dan
nilai-nilai yang ingin dikejar. Lebih lagi, mereka juga sudah menyadari
berbagai bidang pekerjaan dengan segala konsekuensi dan tuntutannya
masing-masing. Oleh sebab itu, pada tahap realistis, seorang remaja sudah mampu
membuat perencanaan karir secara lebih rasional dan objektif. Tahap realistis
dibagi menjadi tiga subtahap, 1) eksplorasi(exploration), 2) kristalisasi
(chrystallization), dan spesifikasi/penentuan (sfesification).
Pada subtahap eksplorasi, umumnya remaja mulai menerapkan pilihan-pilihan
yang dipikirkan pada tahap tentatif akhir. Mereka menimbang-nimbang beberapa
kemungkinan pekerjaan yang mereka anggap sesuai dengan bakat, minat, dan
nilai-nilai mereka,namun mereka belum berani mengambil keputusan tentang
pekerjaan mana yang paling tepat. Termasuk didalamnya masalah memiliki sekolah
lanjutan yang sejalan dengan karir yang akan mereka tekuni. Pada subtahap
berikutnya, yakni tahap kristalisasi, remaja mulai merasa mantap dengan
pekerjaan/karir tertentu. Berkat pergaulan yang lebih luas dan kesadaran diri
yang lebih mendalam, serta pengetahuan akan dunia kerja yang lebih luas, remaja
makin terarah pada karir tertentu meskipun belum mengambil keputusan final.
Akhirnya, pada subtahap spesifikasi, remaja sudah mampu mengambil keputusan
yang jelas tentang karir yang akan dipilihnya.
Dalam buku edisi revisinya, Ginzberg dkk. (1972) menegaskan bahwa proses
pilihan karir itu terjadi sepanjang hidup manusia, bahwa suatu ketika dimungkinan
orang berubah pikiran. Hal ini berarti bahwa pilihan karir tidaklah terjadi
sekali saja dalam hidup manusia. Di samping itu, Ginzberg juga menyadari bahwa
faktor peluang/kesempatan memegang peranan yang sangat penting. Meskipun
seorang remaja sudah menentukan pilihan karirnya berdasarkan minat, bakat, dan nilai yang ia
yakini, kalau peluang/kesempatan untuk bekerja pada bidang itu tertutup karena
“tidak ada lowongan”, karir yang dicita-citakan tidak bisa terwujud.
Tokoh lain yang banyak membahas masalah perkembangan karir adalah Donald
super. Ia banyak menulis buku yang berkaitan dengan pengembangan karir.
Beberapa diantaranya adalah: The Psychology of Carreer (1957) dan Career and
Life Development (1984). Ia juga menyusun beberapa tes untuk menilai tingkat
kematangan vokasional, antara lain: Career Development Inventory, Career
Maturity Test, dan Vocational Maturity Test.
Menurut Donald Super, perkembangan karir manusia dapat dibagi menjadi
lima fasa, yaitu:
1. Fase
pengembangan (growth), meliputi masa kecil sampai usia 15 tahun. Dalam fase
ini, anak mengembangkan bakat-bakat, minat, kebutuhan, dan potensi, yang
akhirnya dipadukan dalam struktur konsep diri (self-concept structure);
2. Fase
eksplorasi (eksploration) antara umur 16 – 24 tahun, yaitu remaja mulai
memikirkan beberapa alternative pekerjaan, tetapi belum mengambil keputusan
yang mengikat.
3. Fase
pemantapan (establishment), antara umur 25 – 44 tahun. Pada fase ini, remaja
sudah memilih karir tertentu dan mendapatkan berbagai pengalaman positif maupun
negative dari pekerjaannya. Dengan pengalaman yang diperoleh, ia bisa
menentukan apakah ia akan terus dengan karir yang telah dijalani atau berubah
haluan.
4. Fase
pembianaan (maintenance) antara umur 44 – 65 tahun, saat seseorang sudah mulai
mantap dengan pekerjaanya dan memeliharanya agar ia bertekun sampai akhir;
5. Fase
kemunduran (decline), masa sesudah pension atau melepaskan jabatan tertentu.
Dalam fase ini, oran membebaskan diri dari dunia kerja formal.
Pemaparan dua tokoh diatas, Ginzberg dan Donald Super, member petunjuk
yang jelas bagi kita bahwa karir adalah permasalahan sepanjang hidup. Ada
pepatah mengatakan bahwa karir itu merupakan persoalan sejak lahir sampai mati
‘from the birth into the death’ atau ‘ from the womb to tomb’ (dari kandungan
sampai kuburan).
D.
Program
Bimbingan Karir Di Sekolah Dasar
Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pendidikan Dasar, telah
menerbitkan buku “Pedoman Bimbingan dan Konseling Siswa di Sekolah Dasar.”
Dalam buku pedoman itu disebutkan bahwa isi layanan bimbingan di sekolah dasar
ada tiga, yaitu: 1) bimbingan pribadi-sosial, 2) bimbingan belajar, dan 3)
bimbingan karir. Jadi jelaslah secara formal dan legal, program bimbingan karir
harus sudah diberikan sejak usia sekolah dasar. Hal ini sangat sesuai dengan
teori perkembangan karir dari Ginzberg maupun Donald Super yang telah dibahas
terdahulu.
Lebih lanjut dijelaskan secara terperinci pada buku Pedoman Bimbingan dan
Konseling tersebut mengenai isi bimbingan karir untuk kelas-kelas rendah (kelas
1, 2, dan 3) maupun untuk kelas-kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6) sebagai
berikut:
1. Mengenalkan
perbedaan antar kawan sebaya;
2. Menggambarkan
perkembangan diri siswa;
3. Menjelaskan
bahwa bekerja itu penting bagi kehidupan sesuai dengan tututan lingkungan;
4. Mengenalkan
keterampilan yang dimiliki siswa;
5. Menjelaskan
macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah;
6. Menggambarkan
kegiatan setelah tamat SD;
7. Mengenalkan
macam-macam pekerjaan yang dilakukan orang dewasa;
8. Mengenalkan
kegiatan-kegiatan yang menarik;
9. Mengenalkan
alasan orang memilih suatu pekerjaan, dan pilihan itu masih dapat berubah;
10. Menjelaskan
bahwa kehidupan masa depan dapat direncanakan sejak masa sekarang;
11. Mengenalkan
bahwa seseorang dapat memilki banyak peran;
12. Menjelaskan
bahwa pekerjaan seseorang itu dipengaruhi oleh minat dan kecakapannya;
Isi bimbingan
karir untuk kelas-kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6):
1. Menjelaskan
manfaat mencontoh orang-orang yang berhasil;
2. Melatih
siswa menggambarkan kehidupan di masa yang akan datang;
3. Membimbing
diskusi mengenai pekerjaan wanita dan pria;
4. Menjelaskan
jenis-jenis keterampilan yang dikaitkan dengan pekejaan tertentu.
5. Melatih
siswa membayangkan hal-hal yang akan dilakukan pada usia kira-kira 25 tahun;
6. Membimbing
siswa tentang macam-macam gaya hidup dan pengaruhnya;
7. Menjelaskan
pengaruh nilai yang dianut dalam pengambilan keputusan;
8. Membimbing
siswa untuk memperkirakan bahwa meneladani tokoh panutan dapat mempengaruhi
karir;
9. Melatih
siswa merencanakan pekerjaan yang cocok pada masa dewasa;
10. Membimbing
siswa berdiskusi tentang pengaruh pekerjaan orang terhadap kehidupan anak;
11. Melatih
siswa melihat hubungan antara minat dan kemampuan;
12. Mengenalkan
bermacam-macam cara untuk menilai kemajuan prestasi;
13. Mengenalkan
macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekitar;
Materi bimbingan karir yang disebutkan diatas hanya panduan. Guru
pembimbing dapat mengguanakannya sebagai acuan yang tetap terbuka untuk
disesuaikan dengan situasi kondisi setempat. Sebaiknya contoh-contoh diambil
dari lingkungan sekitar yang konkret dna mudah ditangkap oleh anak. Materi
bimbingan karir sebenarnya dapat disusun sendiri dengan syarat mempertimbangkan
fase-fase perkembangan karir, seperti yang dirumuskan oleh Ginzberg dan Donald
Super, selanjutnya untuk tingkat sekolah menengah (SLTP dan SMU/SMK, sederajat
lainnya), materi bimbingan karia dapat dilihat pada buku pedoman BP untuk
jenjang sekolah yang bersangkutan, atau disusun sendiri oleh guru BK yang
kompoten.
E. Langkah-langkah
Pelaksanaan Bimbingan Karir Dan Jabatan
Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, menjelaskan
dalam bimbingan dan konseling di sekolah (t.t:110), bahwa langkah –langkah
pelaksanaan bimbingan karir itu sebagai berikut.
1.
Bersama pendididk dan propesional
sekolah lainnya, konselor berpartisipasi secara aktif dalam kegiata bimbingan
karir dan konseling yang bersifat rutin,incidental, dan keteladanan.
2.
Program bimbingan karir dan konseling
yang direncanakan dalam bentuk satuan layanan (STLAN) dan satuan pendukung
(SATKUNG) dilaksanakan sesuai sasaran, subtansi, jenis kegiatan, waktu,
tempat,dan pihak-pihak yang terkait.
3.
Pelaksanan bimbingan karir dan konseling
a)
Di dalam jam pembelajaran:
(1)
Kegiatan tatapmuka secara klasikal
dengan siswa untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan
penyaluran, penugasan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan
lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
(2)
Volume kegiatan tatap muka klasikal
adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.
(3)
Kegiatan tidak tatap muka dengan siswa
untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiata konferensi khusus, himpunan
data, kunjungan rumah, pemanfaatan ke perpustakaan, dan alih tangan kasus
b)
Di luar jam pelajaran:
(1)
Kegiatan tatap muka dengan siswa untuk
menyelenggarakan layanan orientasi, karir perseorangan, bimbingan kelompok,
karir kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainya yang berada di luar kelas.
(2)
Satu kali kegiatan layanan/pendukung
karir di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan dua jam
pembelajaran tatapmuka di dalam kelas.
(3)
Kegiata bimbingan karir dan konseling di
luar pembelajaran sekolag dan madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan
pelayanan karir, diketahui atau dilaporkan pada pimpinan sekolah/madrasah.
c)
Volume kegiatan mingguan konselor
disusun dengan memerhatikan hal berikut.
(1)
Siswa yang diasuh seorang konselor
berjumlah ±150 orang.
(2)
Jumlah jam pembelajaran wajib: sesuai
peraturan yang berlaku.
(3)
Satu kali layanan atau pendukung
bimnbingan karir dan konseling ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran.
Berdasarkan
hal-hal tersebut di atas, kegiatan
mingguan seorang konselor minimal berupa Sembilan kali kegiatan(layanan atau
pendukung (tiap satu minggu).
Semua
kegiatan (minimal) mingguan tersebut di tujukan secara langsung kepada seluruh
siswa(150 orang) yang diasuh konselor. Kegiatan tersebut di selenggarakan di
dalam kelas/sewaktu jam pembelajaran berlangsung dan atau di luar kelas /di
luar jam pembelajaran.
d)
Volume dan waktu untuk pelaksanaan
kegiatan bimbingan karir dan konseling di dalam kelas dan di luar kelas setiap
minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan sekolah/madrasah.
e)
Program bimbingn karir dan konseling
pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memerhatikan
keseimbangan dan kesinambungan program antar kelas dan antar jenjang kelas, dan
menyingkronkan bimbingan karir dan konseling dengan kegiatan pembelajaran dan
pelajaran dan kegiatan extra kulikuler, serta mengefektifkan dan mengefesienkan
penggunaan fasilitas sekolah/madrasah.
f)
Kegiatan bimbingsn dsn konseling dicatat
dalam laporan dan pelaksaan program (LAPELPROG).
Adapun
pelaksana kegiatan pembimbingan karir adalah sebagai berikut.
1.
Pelaksana utama kegiatan bimbingan karir
dan konselor/pendidik/tenaga kependidikan sekolah/madrasah dan stap
administrasi bimbingan karir dan konseling. Personal pendukung adalah kepala
sekolah dan wakil, guru mata pelajaran, wali kelas, dan staf administrasi.
2.
Konselor pelaksana kegiatan bimbingan
karir dan konseling di sekolah madrasah wajib:
(a)
Menguasai spectrum pelayana pada
umumnya, dan khususnya pelayanan professional karir;
(b)
Merumuskan dan menjelaskan peran
professional konselor kepada pihak-pihak terkait, terutama siswa,pimpinan
sekolah/madrasah, sejawat pendididk dan orangtua;
(c)
Melaksanakan tugas pelayanan
professional karir yang setiap kali di pertanggung jawabkan kepada pemangku
kepentingan, terutama pimpinan sekolah/madrasah,orangtua, dan peserta didik;
(d)
Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat
mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan propesional karir;
(e)
Memgembangkan kemampuan professional
karir secara berkelanjutan.
3.
Beban tugas wajib konselor ekuivalen
dengan beban tugas wajib pendidik lainya di sekolah SLTA atau sederajat sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4.
Pelaksanaan bimbingan karir dan
konseling pada satu SLTA atau sederajat dapat diangkan sejumlah konselor dengan
rasio stu orang konselor untuk 150 siswa.
BAB III
PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
Bimbingan karir atau jabatan (vocational
guidance) merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu siswa
dalam memecahkan masalah karir untuk memperoleh pentesuaian diri yang
sebaik-baiknya, baik pada waktu itu maupun masa yang akan datang. Bimbingan
karir/jabatan adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu
(siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya,
memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencanakan masa depan dengan
bentuk kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu
keputusan.
B. Kritik dan Saran
Sebagai manusia biasa, penulis menyadari
akan kekurangan serta kesalahan dalam penulisan makalah ini baik dari segi tata
bahasa, maupun materi yang disampaikan. Dari itu penulis mohon maaf dan dengan
kelapangan hati penulis mohon saran serta kritik dari para pembaca.
Semoga dengan adanya makalah ini baik
penulis maupun pembaca dapat mengambil manfaat serta dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan. Dan semoga Allah senantiasa menunjukkan, merahmati dan
meridhai setiap gerak langkah kita. Aamiin.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Hikmawati,Penti. Bimbingan Konseling.
Jakarta : Rajawali Pres
2.
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan
Konseling. Jakarta : Rajawali Pres
4.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2100196-makalah-bimbingan-konseling-pendidikan-bk/
5.
Drs. DEWA KETUT SUKARDI. Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta, 2002.
6.
http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/03/makalah-asas-dan-tujuan-bimbingan.html
makasih ya???? berkat anda aku ga usah repot2 mengetikkkk
BalasHapusLucky Club | Bet on the Best Casino Sites
BalasHapusLucky Club is one of the top casino sites around, and it is definitely a reliable site for players, with luckyclub the exception of Microgaming's Live Casino.